Petuah-Petuah Ulama

Rabu pagi 21 Jumadal Ula 1447 H. 12 November 2025. Alhamdulillah Syaikh Ahmad Az Zahrani berkenan menerima.

Beliau menjanjikan untuk menyambut rombongan ustadz-ustadz dari Indonesia setelah salat Isya di Masjid Bin Ubaid, Syisyah, Mekkah. Beliau imam dan khatib tetap di sana.

Syaikh Az Zahrani 30 tahun bermulazamah dengan Syaikh Rabi’ bin Hadi. Di tahun-tahun terakhir, salam dan nasihat Syaikh Rabi’ tersampaikan melalui beliau. Ketika Syaikh Rabi’ wafat, Syaikh Az Zahrani menjadi 1 dari 4 yang memandikan jenazah beliau, selain satu anak dan dua cucu Syaikh Rabi’.

Asatidzah memutuskan agar tiba di Masjid Bin Ubaid sebelum Maghrib. Ada kajian kitab Asy Syamail Muhammadiyah karya Imam Tirmidzi, antara salat Maghrib Isya, yang disampaikan oleh Syaikh Abdullah Al Faqih.

Syaikh Abdullah Al Faqih termasuk keturunan Ahli Bait. Beliau pernah belajar di majlis-majlis Syaikh Bin Baz, Syaikh Al Utsaimin, Syaikh Ahmad An Najimi, Syaikh Rabi’, dan ulama-ulama lainnya.

Kajian bakda Maghrib itu berlangsung khidmat. Dihadiri peserta dari berbagai negara, seperti Maroko, Irak, Ethiopia, Kazakhstan, Perancis, Kepulauan Komoro, Burma, dan lainnya.

6 menit sebelum azan Isya, Kajian ditutup oleh Syaikh Abdullah Al Faqih.

Seperti kebiasaan Syaikh Az Zahrani, pintu ruangan beliau selalu dibuka untuk menerima tamu, terutama para thalibul ilmi.

Memanfaatkan waktu jeda antara kajian hingga iqamat salat Isya, para thalibul ilmi dipersilahkan masuk ke ruangan Syaikh Az Zahrani, termasuk Asatidzah Indonesia.

Ada interaksi hangat, percakapan bersahabat, dan saling bertanya kabar antara Syaikh dengan hadirin. Saling mendoakan kebaikan pun tak terlewatkan.Walau hanya sekitar 20 menit, suasana begitu menyejukkan. Walhamdulillah

Untuk Asatidzah Indonesia, Syaikh Az Zahrani memberikan waktu khusus setelah salat Isya.

Benar saja. Selepas salat Isya’, Asatidzah Indonesia dipersilahkan masuk kembali ke ruangan Syaikh. Bahkan, pintu ruangan beliau yang selalu terbuka, saat itu ditutup agar beliau sepenuhnya menerima Asatidzah.

Banyak nasihat, sederet petuah, dan untaian pesan yang beliau sampaikan. Syaikh Az Zahrani juga menyemangati Asatidzah agar tetap semangat dan fokus berdakwah. Tidak perlu menghiraukan pihak-pihak yang mengganggu.

Di antara petuah beliau adalah mengamalkan atsar sahabat Abdullah bin Mas’ud :

مَنْ كَانَ مِنْكٌمْ مُسْتَنًّا، فَلْيَسْتَنَّ بِمَنْ مَاتَ، فَإِنَّ الحَيَّ لاَ تُؤْمَنُ عَلَيْهِ الْفِتْنَةُ

” Barangsiapa hendak meneladani, teladani lah yang telah meninggal dunia. Karena, sungguh orang yang masih hidup belum terjamin dari fitnah (berubah)”.

Syaikh Az Zahrani menganjurkan untuk membaca kitab Al Kawakib An Nayyirat karya Syaikh Khalid Ar Raddadi rahimahulllah. Kitab tersebut secara khusus membahas atsar di atas secara takhrij dan syarah.

Asatidzah menyampaikan, “Dan beliau (Syaikh Ar Raddadi) sendiri meninggal di atas sunnah ”

Syaikh Az Zahrani mengiyakan bahkan menyebutkan bahwa Syaikh Rabi’ bin Hadi sangat memuji dan menilai Syaikh Ar Raddadi sebagai pribadi yang pintar dan cerdas.

Walhamdulillah, pertemuan malam kemarin sangat berkesan dan banyak manfaat yang didapat.

Ketika hendak berpamitan, Syaikh Az Zahrani menawarkan untuk mengantarkan sendiri Asatidzah kembali ke hotel dengan mobil beliau. Namun, Asatidzah menyampaikan bahwa sudah ada kendaraan sendiri.

Jazaakumullahu khairan, Asatidzah.
Ustadz Muhammad Umar As Sewed,
Ustadz Ahmad Khadim,
Ustadz Qamar Su’aidi,
Ustadz Muhammad Afifudin, dan
Ustadz Abdurrahman Mubarok.

Kami belajar dari pertemuan kemarin malam bahwa hubungan dengan ulama’ harus dijalin dan dijaga. Semoga menjadi sebab keberkahan untuk dakwah Salafiyah di Indonesia. Baarakallahu fiikum

Sumber: https://t.me/anakmudadansalaf

By

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.