Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah ta’ala berkata, “Dan batasan aurat laki-laki adalah dari pusar sampai lutut, berdasarkan hadits Ali radhiyallahu anhu:

لا تبرز فخذك ولا تنظر ألى فخذ حي أو ميت. رواه أبو داود وابن ماجة

Janganlah engkau menampakkan pahamu, dan janganlah engkau melihat kepada paha orang lain yg masih hidup ataupun sudah mati.” (HR. Abu Dawud da Ibnu Majah)

Dalam hadits lainnya:

غط فخذك فإن الفخذ عورة

“Tutuplah pahamu, karena paha itu aurat!”

Diriwayatkan oleh Malik, Ahmad dan Tirmidzi dan beliau menghasankannya.

Dan sekarang kita melihat, sungguh sangat disayangkan, kebanyakan kaum pria ketika mereka sedang melakukan olahraga permainan, mereka membuka paha-paha mereka. Mereka tidak menutupi kecuali “aurat besarnya” saja. Dan ini adalah penyelisihan yang jelas terhadap nash-nash ini.

Maka wajib atas mereka untuk memperhatikan hal itu, wajib berpegang dengan hukum-hukum agama mereka, dan jangan menoleh kepada perkara yg menyelisihi agama.

(Diambil dari Kitab Al-Mulakhkhas Al-Fiqhi 1/109)


قال الشيخ صالح الفوزان حفظه الله تعالى :

وحد عورة الرجل الذكر من السرة إلى الركبة لحديث علي رضي الله عنه :
لا تبرز فخذك ولا تنظر ألى فخذ حي أو ميت. رواه أبو داود وابن ماجة
وفي الحديث الآخر : غط فخذك فإن الفخذ عورة رواه مالك وأحمد والترمذي وحسنه

و ونرى مع الأسف الشديد كثير من الرجال عندما يزاولون الألعاب يكشفون أفخاذهم لا يغطون إلا العورة المغلظة. وهذه مخالفة صريحة لهذه النصوص. فالواجب عليهم التنبه لذلك والتقيد بأحكام دينهم وعدم الالتفات لما يخالفها

الملخص الفقهي 1/109

 


WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com

Menyajikan artikel Faidah ilmiah

 

By

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.