Asy Syaikh Ubaid bin Abdillah al Jabiry حفظه الله

Ditanya:

Semoga Allah memberkahi Anda, Syaikh kami.

Pertanyaan ketujuh:

Telah terjadi pada sebagian masyarakat dan ini contoh kasusnya, yaitu ada seorang wanita dari Libya bertanya: Bahwa suaminya sangat terpengaruh dengan al-Halabi dan fanatik dengannya, membelanya bahkan menyebarkan kalamnya.

Dia telah dinasehati berkali-kali oleh beberapa kerabat istrinya, tapi dia belum menerima, maka ikhwah salafiyyin dari kerabat istrinya memboikot dia dan terjadi pemutusan hubungan. Ada sebagian orang tua dari kalangan awam yang meminta kerabat salafiyyin untuk minimalnya memberi salam padanya.

Bagaimana sikap yang syar’i kepada suami saya? Dalam keadaan kerabatku yang salafy mulai membenciku dan kurang bagus muamalahnya kepadaku, dan suamiku mengancam cerai jika kerabatku masih terus memboikotnya. Saya mengharapkan nasehat dan penjelasan. Jazaakumullohu khairaa

Jawaban:

1. Yang pertama: Kita meminta kepada Allah agar mengembalikan suami anda ke jalan yang benar dan memberi hidayah kepadanya.

2. Yang kedua: Sabarlah dalan menghadapi ujian ini, dan haraplah pahala dari-Nya serta tetaplah berbuat baik kepada suamimu dan berbicaralah kepadanya dengan lemah lembut, terlebih jika kalian sudah memiliki anak. Coba ajak bicara dengan kata: “wahai abu fulan”, “wahai abu fulanah”.

3. Ketiga: al-Halabi seorang mubtadi’ sesat dan tidaklah ada yang membelanya, kecuali orang yang semisal dengannya atau dia jahil. Kebid’ahan al-Halabi sangat jelas, dia ingin berpolitik dalam dakwah ini bahkan dia menggembosi dakwah dan dia mentolelir kebid’ahan dan ahli bid’ah dan mendukung ahli bid’ah.

Adapun kalau dia mentalakmu, maka ini di luar tanggung jawabmu, dan kalau dia benar mentalakmu, maka yakinlah Allah akan memberi jalan keluar kepadamu. Allah berfirman:

“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah maka akan diberikan jalan keluar [Qs. At-Talaq]

Ini janji Allah, jika engkau benar-benar yakin maka pasti Allah akan memberi jalan keluar.

Adapun sikap kerabatmu yang salafiyyin, maka katakan kepada suamimu: “aku tidak bisa mencegah mereka, ini adalah urusanmu wahai suamiku dengan mereka. Saya tidak memiliki ilmu sehingga bisa mengatakan kepada mereka, “Jangan boikot suamiku!””

Tapi saya berpendapat tidak mengapa jika kerabatmu bertemu suamimu di pertemuan-pertemuan umum, dan dia berjabat tangan dengan mereka atau dia mencukupkan dengan memberi salam kepada mereka semua dan tidak berjabat tangan dengan mereka salafiyyin. Wallahu a’lam

Alihbahasa : Syabab Forum Salafy

http://ar.miraath.net/fatwah/11270

http://forumsalafy.net/?p=10845

By

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.