✍ Al-Ustadz Muhammad bin ‘Umar As-Sewed -Hafidzahullah

Ada sms yang masuk pada ana dari seseorang :

“Bismillah. Afwan ana……..Ustadz yang kemarin ditegur oleh Ustadz Adnan karena membahas shoafiqah di FB.
Sekarang kalam antum tersebar di facebook dan dibaca oleh banyak manusia, karena yang menyebar menyertakan 29 orang teman, bagaimana seandainya masing masing memiliki 3000-an teman?
Dan bukankah antum juga telah melarang membicarakan Shoafiqah, lantas kenapa ucapan antum berbalik arah dengan yang antum amalkan?
Afwan ustadz, kami telah berdiam diri dari membahas fitnah, namun ikhwan yang berseberangan sangat gencar melecehkan Ulama dalam hal ini Syaikh Muhammad…
Tentunya tidak mereka berbuat demikian kecuali tokoh-tokoh yg mereka ikuti berbuat demikian.
Mohon maaf kalau ada kelancangan dalam ucapan ana.
Barokallahu fiikum
Semoga Allah menjaga Memberikan antum umur yang barokah dan semua kita senantiasa dalam hidayah Allah sampai ajal menjemput.”

Demikian sms nya.

Dari ucapannya terlihat bahwa beliau banyak salah paham. Maka saya merasa perlu untuk meluruskannya.
Maka saya katakan:

Dia berkata:
Bismillah. Afwan ana……..Ustadz yang kemarin ditegur oleh Ustadz Adnan karena membahas shoafiqah di FB.

Saya katakan:
Sesungguhnya yang menjadi kesalahan terbesar bukan tempatnya di FB, Twiter atau di tempat lain. Tetapi pembicaraan menuduh para Ulama dan murid-murid seniornya dengan Sho’afiqoh, itulah kesalahan terbesar kalian, berbicara dimanapun medianya!

Dia berkata:
Sekarang kalam antum tersebar di facebook dan dibaca oleh banyak manusia, karena yang menyebar menyertakan 29 orang teman, bagaimana seandainya masing masing memiliki 3000-an teman?

Saya katakan:
Ana nggak ada urusan dengan FB dan nggak tahu-menahu. Ana hanya menyampaikan di tempat yang mulia dan terhormat yaitu Masjid. Dan juga isinya hanya menyampaikan ucapan Syaikh Rabi’ tentang kedzhaliman mereka yang menuduh para Ulama dan murid-murid seniornya sebagai orang-orang yang dungu dan bodoh (sho’afiqoh).

Dia berkata:
Dan bukankah antum juga telah melarang membicarakan Shoafiqah lantas kenapa ucapan antum berbalik arah dengan yang antum amalkan?

Saya katakan:
Ana masih tetap melarang pembicaraan tentang Sho’afiqoh. Bahkan mentahdzir sebagaimana Syaikh Rabi’ mentahdzir orang yang masih berbicara fitnah sho’afiqah. Dalam hal ini Syaikh Rabi’ menyebut secara jelas nama Syaikh Muhammad bin Hadi: “Jangan hadiri majelisnya hingga ia mencabut ucapannya tentang sho’afiqah!” Dan saya berbicara membacakan ucapan syaikh Rabi’ di Indonesia. Apa salah?

Berbicara tentang fitnah Sha’aafiqoh ada dua kemungkinan:
1- Yang menyebarkan fitnah dan menuduh para Masyayikh dengan dusta.
2- Yang mencegah dan memperingatkan bahaya tuduhan-tuduhan sha’aafiqah tanpa bukti.

Yang pertama yang berbahaya dan memecah belah salafiyyin. Adapun yang kedua adalah inkarul munkar yang wajib. Maka saya dan para Asatidzah Salafiyyun berupaya untuk melakukan yang kedua.

Dia berkata:
Afwan Ustadz, kami telah berdiam diri dari membahas fitnah, namun ikhwan yang berseberangan sangat gencar melecehkan Ulama dalam hal ini Syaikh Muhammad..
Tentunya tidak mereka berbuat demikian kecuali tokoh-tokoh yang mereka ikuti berbuat demikian..

Saya katakan:

Ya persaksikanlah, bahwa kami mengikuti tokoh-tokoh kami Ulama kibar seperti Syaikh Rabi’ yang telah menyatakan Bahwa Muhammad bin Hadi mendzhalimi saudara-saudaranya. Dan Beliau menasihatkan kami untuk tidak diam terhadap kedhaliman. Maka kamipun berbicara tentang bahayanya fitnah sho’afiqah dan tidak akan diam!

Penanya (-ed) : Mohon maaf kalau ada kelancangan dalam ucapan ana.

Saya ma’afkan antum dan semua yang membicarakan tentang pribadi saya. Tapi saya peringatkan dengan keras, agar jangan melecehkan para Ulama khususnya Syaikh Rabi’, Syaikh Ubaid, Syaikh Abdullah al-Bukhari, Syaikh Abdullah bin sholfiq, Syaikh Dr. Arafat dan Ulama Ahlussunnah yang bersama mereka.

Penanya (-ed) : Barokallahu fiikum

Wa fiikum barakallah

Penanya (-ed) : Semoga Allah menjaga memberikan antum umur yang barokah dan semua kita senantiasa dalam hidayah Allah sampai ajal menjemput..

Aamiin, wa iyyakum ajma’in

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy

By

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.