KEIKHLASAN DALAM PERJUANGAN

Oleh: ✍🏻 Al Ustadz Muhammad Umar as-Sewed -hafidzahullahu ta’ala-

 

Nasihat untuk saudara saudaraku kaum muslimin yang sedang berjuang sebagai tenaga medis dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

إنّ الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره ، و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و من سيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ، و من يضلل فلا هادي له و بعد،

Kaum muslimin –rahimani wa rahimakumullah–, khususnya antum para dokter, para perawat dan seluruh paramedis, yang sedang sibuk menghadapi wabah Covid-19. Yang sudah menjadi Pandemi di seluruh dunia.

Ketahuilah, bahwa wabah ini merupakan musibah yang Allah takdirkan. Yang dirasakan akibatnya oleh semua pihak dan semua kalangan. Dan mempengaruhi semua sisi kehidupan: kesehatan, sosial, ekonomi, dan seterusnya. Bahkan kalau berkepanjangan, juga akan mempengaruhi keamanan.

Namun yang paling pertama merasakan –setelah pasien itu sendiri– adalah antum para dokter, para perawat dan seluruh paramedis, yang langsung berhadapan dengan pasien ODP, PDP dan/atau yang sudah positif terinfeksi.

Tetapi yang namanya bencana atau musibah tentunya merupakan ujian. Allah turunkan untuk menguji hamba hamba-Nya. Apakah mereka termasuk orang-orang yang sabar. Atau orang yang cepat berputus asa. Siapa yang jujur, beriman dengan benar, pasti akan sabar. Sedangkan siapa yang tidak sungguh-sungguh beriman, dia akan kalah di awal perjuangan.

Allah berfirman:

الم . أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ.

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan “kami beriman” sedangkan mereka tidak diuji? Sungguh kami telah uji orang orang terdahulu sebelum kalian. Dan kami pasti tahu siapa yang jujur dan siapa yang berdusta (QS al-‘Ankabut : 1-3)

Maka bersabarlah dalam ujian ini. Masing-masing menghadapi ujiannya sendiri-sendiri. Sesuai dengan kadar keimanannya masing-masing. Maka kalau ujian ini terasa berat, berharaplah semoga antum memiliki iman yang tinggi. Karena semakin tinggi iman seseorang akan semakin berat ujiannya.

أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنِبْيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلٰى حَسًبِ دِيْنُهُ فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلَبًا اِشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ رِقَةٌ اُبْتُلِيُ عَلٰى حَسَبِ دِيْنُهِ فَمَا يَبْرَحُ اْلبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتىٰ يَتْرُكَهُ يَمْشِيْ عَلَى اْلأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةُ . روى الترمذي صححه الألباني في السلسلة الصحيحة (143) .

“Manusia yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian yang semiripnya, kemudian yang semiripnya. Seseorang itu diuji sesuai kadar agamanya. Jika agama kuat, maka cobaannya pun semakin berat. Dan jika agamanya lemah, maka ia diuji sebanding kadar agamanya. Maka cobaan akan selalu menimpa seseorang, hingga membiarkannya berjalan di muka bumi tanpa ada padanya kesalahan lagi.”
(HR. at-Tirmidzi dan disahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah as- Sahihah no.143)

Dan jangan lupa di balik ujian yang berat ada pahala yang besar.

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاءِ …

Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan beratnya ujian. (HR. at-Tirmidzi dan dihasankan olehnya)

Jika kita ingat bahwa rasa lelah, rasa khawatir, kurang tidur, dan lain-lain, semuanya tercatat di sisi Allah sebagai pahala. Maka perjuangan tersebut akan terasa ringan.

Ikhwani fiddien –rahimani wa rahimakumullah–

Memang perjuangan antum sangat berat. Berjibaku melawan virus antara hidup dan mati. Tetapi bukankah kita Ahlus-Sunnah selalu ingat. Apa yang Allah sebutkan dalam al-Qur’an. Tentang perjuangan jihad yang mempertaruhkan nyawa?

Na’am kita yakin, bahwa kehidupan dan kematian di tangan Allah. Ajal sudah tercatat di Lauhul Mahfudh. Tidak bisa dimajukan dengan perjuangan jihad, tidak pula bisa dimundurkan dengan lari dari perang. Siapa yang ditakdirkan akan mati, niscaya dia akan berjalan ke tempat matinya.

يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَاهُنَا ۗ قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ ۖ وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya kami bisa ikut campur dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan mati di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati itu akan keluar ke tempat mereka mati”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS. Ali ‘Imran : 154)

Demikian pula perjuangan antum yang besar. Bukan saja merawat dan mengobati. Tetapi lebih dari itu, membentengi kita kaum muslimin, dari tersebarnya virus ini lebih luas lagi –bi idznillahi ta’ala–

Bergembiralah semoga Allah akan menolong kalian. Karena Allah akan selalu menolong hamba-Nya, selama hamba itu menolong saudaranya.

واللَّه فِي عَوْنِ العبْدِ مَا كانَ العبْدُ في عَوْن أَخيهِ …

“Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba-Nya menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Saudara saudaraku para dokter, perawat dan seluruh tenaga medis yang kami hormati,

Tak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Nggak ada keberhasilan, tanpa kesungguh-sungguhan. Ikhlaskanlah dalam perjuangan ini, semuanya karena Allah dan untuk Allah. Kita mengorbankan waktu kita, tenaga kita, semuanya karena Allah. Bahkan sebagian kita mengorbankan nyawanya. Semoga Allah menjadikan mereka sebagai syahid. Mendapatkan pahala syahid. Disebutkan dalam sebuah hadits:

الطَّاعُونُ شَهادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

“Wabah Tha’un sebagai penyebab syahid bagi setiap muslim.” (HR. Bukhari)

Saudaraku kaum muslimin, tenaga medis di manapun anda berada,

Perjuangan antum, sejalan dengan sunnah. Menolong sesama, adalah sunnah. Membantu kaum muslimin, adalah sunnah. Merawat dan mengobati, juga sunnah. Anjuran mencuci tangan, sunnah. Isolasi pasien, sunnah. Karantina, sunnah.

Nabi sudah mengajarkan yang demikian ketika wabah melanda.

‏ إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Apabila kalian mendengar berita tentang Tha’un di suatu wilayah maka jangan kalian memasukinya, dan apabila telah mewabah di satu wilayah dan kalian ada di dalamnya, maka kalian jangan keluar darinya (HR. Bukhary No. 5728)

Maka semangatlah untuk menjalani perjuangan sunnah. Jangan lari dari wabah, ketika kita sudah ada di dalamnya. Jangan lari dari kemuliaaan perjuangan. Semoga Allah memberikan taufiq dan kemudahan.

Saudaraku para tenaga medis….

Setelah kami berharap kepada, Allah dalam doa-doa kami. Kemudian dalam upaya kami mengikuti sebab musabab. Kami mengharapkan dan mengandalkan antum sekalian: para dokter, para perawat dan seluruh tenaga medis. Sebagai benteng di garda terdepan dalam wabah ini. Maka jagalah diri-diri antum dengan baik. Ikutilah prosedur keamanan. Pakailah APD dan semua pelindung yang diarahkan oleh ahlinya. Kami mencintai antum. Agar antum terus sehat dan terjaga dari berbagai virus.

Kita bukan Qadariyyah yang mengingkari takdir. Namun bukan juga Jabriyah yang tidak peduli dengan usaha. Ikutilah standar keamanan. Dan bertawakalah kepada Allah.

Semoga Allah memberikan kepada kita kesehatan dan keselamatan dunia dan akhirat dan bagi seluruh kaum muslimin. Kemudian menghilangkan wabah ini dengan segera. Dengan rahmat dan kasih sayang-Nya… aamiien.

Wa shallallahu ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa ashhaabihi wa sallama tasliiman katsira.

Audio bisa diunduh di sini:

https://bit.ly/2UwGcHT

🗓 Cirebon, 04 Sya’ban 1441 H – 29 Maret 2020 M

By

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.