โ๐ผ Al-Ustadz Muhammad bin ‘Umar As-Sewed -hafidzahullah–
*ูู ุงูุตุญูุญูู* ุนู ุณูู ุจู ุณุนุฏ ุงูุณุงุนุฏู ู ุฑุถู ุงููู ุนูู: ุฃู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุงูุชูู ูู ูุงูู ุดุฑููู ูุงูุชุชููุงุ ููู ุง ู ุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุฅูู ุนุณูุฑู ูู ุงู ุงูุขุฎุฑูู ุฅูู ุนุณูุฑูู ุ ููู ุฃุตุญุงุจ ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุฑุฌู ูุง ูุฏุน ููู ุดุงุฐุฉ ููุง ูุงุฐุฉ ุฅูุง ุงุชุจุนูุง ูุถุฑุจูุง ุจุณูููุ ููุงููุง: ู ุง ุฃุฌุฒุฃ ู ูุง ุงูููู ุฃุญุฏ ูู ุง ุฃุฌุฒุฃ ููุงูุ ููุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู : ุฃู ุง ุฅูู ู ู ุฃูู ุงููุงุฑุ ููุงู ุฑุฌู ู ู ุงูููู : ุฃูุง ุตุงุญุจูุ ูุงู: ูุฎุฑุฌ ู ุนู ููู ุง ููู ููู ู ุนู ูุฅุฐุง ุฃุณุฑุน ุฃุณุฑุน ู ุนูุ ูุงู: ูุฌุฑุญ ุงูุฑุฌู ุฌุฑุญุง ุดุฏูุฏุง ูุงุณุชุนุฌู ุงูู ูุช ููุถุน ูุตู ุณููู ุจุงูุฃุฑุถ ูุฐุจุงุจู ุจูู ุซุฏููู ุซู ุชุญุงู ู ุนูู ุณููู ููุชู ููุณูุ ูุฎุฑุฌ ุงูุฑุฌู ุฅูู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ููุงู: ุฃุดูุฏ ุฃูู ุฑุณูู ุงูููุ ูุงู: ูู ุง ุฐุงูุ ูุงู: ุงูุฑุฌู ุงูุฐู ุฐูุฑุช ุขููุง ุฃูู ู ู ุฃูู ุงููุงุฑุ ูุฃุนุธู ุงููุงุณ ุฐููุ ูููุช: ุฃูุง ููู ุจู ูุฎุฑุฌุช ูู ุทูุจู ุซู ุฌุฑุญ ุฌุฑุญุง ุดุฏูุฏุง ูุงุณุชุนุฌู ุงูู ูุช ููุถุน ูุตู ุณููู ูู ุงูุฃุฑุถ ูุฐุจุงุจู ุจูู ุซุฏููู ุซู ุชุญุงู ู ุนููู ููุชู ููุณูุ ููุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุนูุฏ ุฐูู: ุฅู ุงูุฑุฌู ููุนู ู ุนู ู ุฃูู ุงูุฌูุฉ ููู ุง ูุจุฏู ูููุงุณ ููู ู ู ุฃูู ุงููุงุฑุ ูุฅู ุงูุฑุฌู ููุนู ู ุนู ู ุฃูู ุงููุงุฑ ููู ุง ูุจุฏู ูููุงุณ ููู ู ู ุฃูู ุงูุฌูุฉ
Dalam dua kitab shahih Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Saโad As-Saโidiy, bahwa: Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bertemu dengan orang-orang musyrik dan terjadilah peperangan. Setelah Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- kembali kepada pasukannya dan yang lain pun kembali kepada pasukan mereka, dan diantara pengikut Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- ada seorang yang tidak membiarkan seorang musuhpun yang lari tanpa mengejarnya dan memukulnya dengan pedang, orang-orang berkata, โPada hari ini, tak seorang pun diantara kita yang bertempur sehebat si Fulanโ. Mendengar hal itu Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, โKetahuilah, dia termasuk ahli nerakaโ.
Seseorang diantara kaum muslimin berkata, โAku akan selalu menyertainyaโ. (Rawi berkata), โLalu orang itupun keluar bersamanya. Kemanapun dia pergi, orang itu selalu menyertainya, setiap kali orang itu berhenti iapun ikut berhenti. Dan setiap kali orang itu berlari diapun ikut berlari bersamanya. Lalu dia terluka parah. Kemudian dia ingin mempercepat kematian dengan meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedangnya berada diantara dua susunya, lalu dia menekankan badannya pada pedang, sehingga dia mati bunuh diriโ. Orang itupun datang kepada Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- dan berkata, โAku bersaksi bahwa engkau memang utusan Allahโ. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bertanya, โAda apa ini ?โ. Orang itu menjawab, โOrang yang engkau sabdakan sebagai ahli neraka tadi dimana orang-orang penasaran, maka aku berkata, โAku menyediakan diri untuk menyertainyaโ. Lalu aku keluar mencarinya, sehingga ketika dia terluka parah, dia berusaha mempercepat kematian dengan meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedang berada diantar dua susunya, kemudian dia menekankan badannya sehingga mati bunuh diriโ. Pada saat itu Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, โSesungguhnya ada orang yang beramal dengan amalan ahli surga, dalam pandangan manusia, padahal sebenarnya dia termasuk ahli neraka. Dan ada orang yang orang yang beramal dengan amalan ahli neraka, dalam pandangan manusia padahal dia termasuk ahli surgaโ. (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat di atas disebutkan bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- mengatakan tentang seorang yang berperang dengan hebatnya dalam sebuah jihad: “Ketahuilah bahwa dia dalam Neraka!”
Para Sahabat penasaran, apa sebabnya? Ternyata karena dia bunuh diri.
*Ini bukti bahwa dalam jihad sekalipun tidak dihalalkan bunuh diri.
Maka bagaimana kiranya seorang yang bunuh diri, bukan dalam perang, bukan pula membela diri?!
Bahkan bukan hanya bunuh diri, tapi juga membunuh anak-anaknya?!
Apakah bisa dikatakan syahid?
Apakah bisa perbuatannya disebut istisyhadiyah?
Belum lagi kejahatannya, membikin susah para wanita bercadar.
Selalu dicurigai dan dipandang sinis.
Karena perbuatan mereka yang bunuh diri di halaman gereja.
Namun bedanya kita tidak bisa memastikan dia di dalam Neraka!
Karena kita bukan Nabi yang mendapatkan wahyu.
Kita tidak tahu hal yang gaib.
Masih ada sekian kemungkinan.
Bisa jadi dia bodoh.
Atau dipaksa oleh pihak tertentu.
Atau kemungkinan lainnya.
Wallahu ta’ala a’lam.
[…] ๐ Sumber || http://www.salafycirebon.com/anti-terorisme-dia-dalam-neraka.htm […]