Al-Imam Muhammad bin Isma’il bin Shalah Al Amiir As-Shan’ani** —رحمه الله- (wafat tahun 1182 H) berkata :
👉”Tauhid itu ada dua bagian :
Bagian pertama : Tauhid ar-Rububiyyah, al Kholqiyyah, ar Raaziqiyyah, dan yang semisal itu. Maknanya: bahwa hanya Allah sajalah Yang Menciptakan seluruh alam semesta, Allah lah Rabb mereka, dan Allah sajalah Yang memberikan rezeki kepada mereka.
Tauhid jenis ini tidak diingkari oleh orang-orang musyrik. Mereka tidak menjadikan tandingan bagi Allah dalam hal ini, bahkan mereka mengakui dan menetapkannya sebagaimana yang akan datang pada pembahasan yang keempat.
Bagian kedua : Tauhid al ‘Ibadah. Maknanya adalah mengesakan Allah semata dalam seluruh jenis peribadatan yang nanti akan datang penjelasannya.
Pada tauhid inilah orang-orang musyrik mempersekutukan Allah.
Adapun penggunaan lafazh syarik (sekutu di dalam nas al Qur’an dan as Sunnah) mengisyaratkan bahwa mereka juga menetapkan ibadah kepada Allah (di samping ibadah pada sesembahan-sesembahan yang lain selain Allah).
Para Rasul diutus untuk meneguhkan jenis Tauhid yang pertama (yakni Rububiyyah) serta mengajak orang-orang musyrik pada jenis Tauhid yang kedua (yakni Uluhiyyah), seperti ucapan para Rasul ketika mengajak bicara orang-orang musyrik :
اَفِى اللّٰهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ
“Apakah ada keraguan pada Allah yang menciptakan langit-langit dan bumi?”
[QS. Ibrahim : 10]
هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
“Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada sesembahan yang haq selain Dia;”
[QS. Fathir : 3]
Para Rasul melarang kesyirikan dalam ibadah. Oleh karena itulah Allah berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍۢ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَ ۖ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus pada tiap-tiap umat seorang Rasul untuk menyerukan “Beribadahlah hanya kepada Allah saja, dan jauhilah thaghut”
[QS. An Nahl : 36]
Yang dimaksud adalah, bahwasanya para Rasul itu mengatakan kepada ummatnya “beribadahlah kepada Allah semata”.
Firman-Nya :
فِى كُلِّ أُمَّةٍۢ
“pada tiap-tiap umat” memberikan faedah bahwa tidaklah diutus para Rasul kepada semua umat melainkan untuk mengajak pada pemurnian ibadah hanya kepada Allah, bukan untuk (sekedar) mengenalkan bahwa Allah adalah Pencipta seluruh alam semesta dan bahwa Dia adalah Penguasa langit dan bumi. Karena sesungguhnya mereka (yakni orang-orang musyrik tersebut) telah mengakui hal ini .
📚 (Tath-hiirul I’tiqad ‘an Adranil Ilhad, dalam kitab Al Majmu’ul Farid fi Mutunil ‘Aqidati wat Tauhid hlm. 430-431)
**Perhatiannya terhadap pelurusan aqidah yang menyimpang tampak dalam karya-karyanya.
Asy Syaikh Shiddiq Hasan Khan —رحمه الله- (Beliau adalah Syaikh, al-Imam, al-‘Allamah, penghidup Sunnah, penumpas bid’ah, Abu ath-Thayyib Shiddiq Hasan bin Ali bin Luthfillah al-Husaini al-Bukhari al-Qinnauji wafat 1307هـ rahimahullah ta’ala) menyebutkan bahwa di antara tulisan as Shan’ani —رحمه الله- ialah :
Ar-Raddu ‘ala man qaala bi wihdatil Wujud (bantahan bagi orang yang berpendapat tentang Wihdatul Wujud), Raf’ul Astaar Li Ibthali Adillatil Qaa-iliina bi fanaa-in naar (membantah orang-orang yang mengatakan bahwa neraka itu tidak kekal), dll.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
قال الإمام محمد بن إسماعيل بن صلاح الأمير الصنعاني (توفي ١١٨٢ هـ) رحمه الله تعالى :
التوحيد قسمان :
القسم الأول : توحيد الربوبية والخليقة والرازقية ونحوها، ومعناه: أن الله وحده هو الخالق للعالم وهو الرب لهم والرازق لهم. وهذا لا ينكره المشركون ولا يجعلون لله فيه شريكا، بل هم مقرون به، كما سيأتي في الأصل الرابع.
القسم الثاني: توحيد العبادة . ومعناه: إفراد الله وحده بجميع أنواع العبادات الآتي بيانها. فهذا هو الذي جعلوا لله فيه شركاء.
ولفظ الشريك يشعر بالإقرار بالله تعالى.
فالرسل عليهم السلام بعثوا لتقرير الأول ودعاء المشركين إلى الثاني، مثل قولهم في خطاب المشركين:
🌎 WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
🖥 Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com
📳 Menyajikan artikel dan audio kajian ilmiah