Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
وَلَوْ حَصَلَ لِلْعَبْدِ لَذَّاتٌ أَوْ سُرُورٌ بِغَيْرِ اللَّهِ فَلَا يَدُومُ ذَلِكَ، بَلْ يَنْتَقِلُ مِنْ نَوْعٍ إلَى نَوْعٍ، وَمِنْ شَخْصٍ إلَى شَخْصٍ، وَيَتَنَعَّمُ بِهَذَا فِي وَقْتٍ وَفِي بَعْضِ الْأَحْوَالِ، وَتَارَةً أُخْرَى يَكُونُ ذَلِكَ الَّذِي يَتَنَعَّمُ بِهِ وَالْتَذَّ غَيْرَ مُنْعِمٍ لَهُ وَلَا مُلْتَذٍّ لَهُ، بَلْ قَدْ يُؤْذِيهِ اتِّصَالُهُ بِهِ وَوُجُودُهُ عِنْدَهُ، وَيَضُرُّهُ ذَلِكَ
‼️ Seandainya seseorang mendapatkan kelezatan ataupun kebahagiaan dengan selain Allah, niscaya hal tersebut takkan langgeng. Bahkan hanya akan berpindah dari satu jenis ke jenis yang lain, dan dari satu orang ke orang yang lain. Ia menikmati hal itu hanya pada satu waktu atau pada sebagian keadaannya saja.
Kadang kala, hal yang ia nikmati tersebut tidak bisa memberikan kenikmatan dan kelezatan. Bahkan berhubungan dengan hal itu dan keberadaannya di sisinya kadang menyakiti dan membahayakan dirinya.
📚 Majmu’ Al-Fatawa (1/24)
🌎 WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
🖥 Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com
📳 Menyajikan artikel dan audio kajian ilmiah