AGAR HIDUP TAK SIA-SIA
Buletin Permata Sunnah, edisi ketiga
Oleh : Al Ustadz Muhammad bin Umar as-Sewed -hafidzahullah-
Banyak manusia. Tak memahami arti kehidupan. Hanya berlomba. Mendapatkan kesenangan. Demi memuaskan hawa nafsu. Hasrat yang ada: โyang penting happy.โ Seolah mereka hidup: tumbuh dari biji-bijian. Mekar, menguning, layu kemudian mati. Tanpa ada kebangkitan, perhitungan atau hisab.
Sebenarnya, milik siapakah manusia? Apakah tercipta begitu saja? Atau mereka menciptakan diri mereka sendiri?
ุฃูู
ู ุฎูููููููุง ู
ููู ุบูููุฑู ุดูููุฆู ุฃูู
ู ููู
ู ุงููุฎูุงููููููููุ
โApakah mereka tercipta tanpa sesuatu, ataukah mereka yang menciptakan?โ (ath-Thuur: 35)
Allah menciptakan kita. Memberi kita kehidupan. Untuk suatu tujuan. Tidak sia-sia.
ุฃูููุญูุณูุจู ุงููุฅูููุณูุงูู ุฃููู ููุชูุฑููู ุณูุฏูู
โApakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan sia-sia?โ (al-Qiyamah: 36)
Imam Syafiโi mengungkapkan (ketika menafsirkan ayat ini): โMakna sia-sia adalah tanpa ada perintah. Tanpa ada larangan.โ (Tafsirul Quranul Karim, Ibnu Katsir, jilid 4, cet. Maktabah Darus Salam, 1413 H hal. 478)
Jadi, manusia hidup tidak sia-sia. Mereka memiliki aturan. Hukum-hukum, syariat, perintah dan larangan. Tidak bebas begitu saja. Apa yang dia suka, dilakukan. Apa yang tidak suka, dia tinggalkan.
Baca selengkapnya di sini: