AREA PENGUNGSI. Di antara reruntuhan rumah, tenda terpal biru jadi tempat tinggal sementara warga yang terdampak bencana. (bawah) Rumah ibu dengan 17 jahitan di kepala, tak bisa ditempati lagi.

“GIMANA kabar Cianjur?” tanya ustad Muhammad Assewed. Pagi itu jam istirahat. Kami baru nyahi-nyahi. Bareng pengajar dan pengurus ma’had.

“Pengiriman relawan masih berlangsung, ustad,” kata saya. “Pekan kemarin, kali ketiga tim Fokas mengadakan pemeriksaan kesehatan.”

“Kondisi warga?”

“Masih tinggal di tenda pengungsian, ustad. Bahkan baksos kemarin, tim sempat melepas jahitan di kepala seorang ibu setelah tiga pekan lamanya.”

Tepatnya ibu tua, pembaca yang budiman. Adalah dokter Rudi (Karawang) yang melepas jahitannya. Luka robek di atas kening, kepala atas. Sementara Pak Tatang, relawan asal Cirebon, menyorotkan senter hape. Memastikan alat yang dipakai melepas jahitan tepat sasaran.

Si ibu menutup wajah dengan kedua tangan. Menahan ngilu. Dari posisi duduk, pasien kemudian diminta berbaring. Guna memudahkan tindakan medis yang dilakukan. Dokter Rudi dan Pak Tatang kompak menjalankan tugas.

Aksi kemanusiaan relawan ahlussunnah itu bertempat di mushola Al Barokah, RT 01 RW 08, Kampung Gintung, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Ahad (11/12/2022).

Atas kehendak Allah semata, mushola Al Barokah masih tegak berdiri. Sementara bangunan di sekelilingnya roboh. Terutama samping kanan-kiri dan area belakang. Bagian depan masih ada satu-dua rumah, tetapi retak di beberapa bagian. Ngeuri jika ada gempa susulan.

Ibu dengan 17 jahitan mengalami robek kepala akibat tertimpa puing asbes. Rumahnya persis di depan posko relawan ahlussunnah (kediaman Kang Dede). Tak bisa lagi ditinggali. Berharap bantuan pemerintah dan saudara sesama muslimin.

Saat gempa mengguncang, atap rumah ibu seketika ambrol. Dia sendiri terguling keluar. Jatuh terperosok ke jurang hutan bambu belakang rumah. Beruntung nyangkut di sebuah bambu. Tidak terhempas lebih dalam.

Pak Tatang mengirimi saya foto hutan bambu dan kondisi rumah ibu yang rusak parah. Sungguh menyedihkan. Saat ini, si ibu dan warga lainnya masih bertahan di pengungsian. Mereka menjalani hari-hari penuh kesabaran. Semoga Allah melapangkan dada mereka, dan mengganti apa yang hilang dengan yang lebih baik.

Idealnya, jahitan luka robek di kepala ibu itu, bisa dilepas dalam waktu sepekan. Namun, karena situasi darurat, belum memungkinkan ada pemeriksaan lanjutan.

Kehadiran tim medis relawan ahlussunnah sangat membantu warga. Sebab jika lebih lama jahitan tidak dicek dan dibersihkan, akan berisiko infeksi. Kemarin saja, sudah mulai bernanah.

Personel Fokas juga mengobati luka robek seorang anak kecil yang mulai infeksi. Ada enam jahitan di kepala. Dokter dan perawat yang bertugas, membersihkan luka anak itu. Dia meringis, menahan sakit. Masih terekam dalam memorinya. Benda keras menghunjam kepala, menimbulkan rasa nyeri tak terperi.

Pemeriksaan kesehatan gratis selesai pukul 12.30 WIB. Total ada 37 pasien yang datang. Sedangkan pekan sebelumnya, di lokasi yang sama terdata 62 pasien. Kampung Gintung berada di Kecamatan Cugenang, yang menjadi episentrum gempa bumi Magnitudo 5.6, Senin (21/11/2022).

Beberapa pekan ke depan, Insyaallah relawan ahlussunnah akan kembali melakukan aksi kemanusiaan di wilayah terdampak bencana, Kabupaten Cianjur. Selain pengobatan gratis, tim juga menyalurkan donasi berupa sembako, terpal tenda darurat, pampers, selimut dan pakaian layak pakai.

Semoga dukungan moril dan materil yang disampaikan, bisa meringankan kesulitan para pengungsi. Doa terbaik untuk saudara-saudara kaum muslimin di sana. (abu ali)

Baca juga:

By

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.