MANA YANG LEBIH UTAMA, MENGINGAT DOSA YANG TELAH LALU ATAU MELUPAKANNYA?

السؤال:

هل الأفضل للتائب أن يتذكر ذنوبه السابقة حتى يجد ويعمل بالأعمال الصالحة، أو أنه ينساها حتى لا تنكد عليه حياته؟

Pertanyaan:

☑ Mana yang lebih utama bagi seorang yang telah bertaubat, apakah ia mengingat-ingat dosa-dosanya yang telah lalu sehingga ia bisa bersungguh-sungguh dan beramal dengan amal-amal yang shalih ataukah ia melupakannya sehingga hidupnya tidak terus-menerus bersedih?

الجواب:

التائب هو الذي رجع إلى الله عز وجل مخلصاً له في توبته، عازماً على ألا يعود.

Jawaban:

💎 Orang yang bertaubat adalah orang yang kembali kepada Allah ‘azza wajalla dengan ikhlas dalam taubatnya hanya karena Allah, ia bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya lagi.

وأما تذكر ما مضى فهذا ينظر في المصلحة، إن رأى مصلحةً في ذلك وهذا حينما يجد من نفسه غفلة، أو يجد من نفسه إقبالاً على معصية فيذكر نفسه بما مضى، فهذا طيب،

🌈 Adapun mengingat-ingat dosa yang telah lalu, maka perlu dilihat terlebih dahulu maslahatnya.

🌻 Apabila ia melihat ada maslahat dalam hal itu, yakni ketika ia mendapati pada dirinya ada kelalaian atau ia mendapati pada dirinya ada keinginan untuk kembali berbuat maksiat, maka ia mengingatkan dirinya dengan dosa-dosa yang telah lalu agar ia tidak mengulanginya kembali. Maka yang seperti ini adalah baik.

وإلا فإن كان يضره تذكر هذه المعصية، ويخشى على نفسه من القنوط من رحمة الله من كثرة ذنوبه، فلا يتذكر،

🌴 Kalau tidak demikian, yakni ketika ia mengingat-ingat kemaksiatan yang telah lalu akan membahayakannya dan khawatir ia akan putus asa dari rahmat Allah karena dosanya yang sangat banyak, maka yang seperti ini dia jangan mengingat-ingatnya.

وقد ثبت في الصحيح أن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال حينما راجع الرسول ﷺ في غزوة الحديبية قال: [فعملت لذلك أعمالاً] يعني: أعمالاً صالحة تكفر ما مضى.

🌍 Telah tertulis dalam kitab shahih bahwasanya Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata ketika beliau meminta Rasulullah ﷺ meninjau ulang keputusan beliau ﷺ di perang Hudaibiyah, Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mengerjakan amal-amal untuk hal itu.” Yakni mengerjakan amal-amal shalih yang bisa menghapus kesalahannya yang telah lalu.

فالإنسان ينظر إلى المصلحة في تذكره لذنوبه التي تاب منها، أو غفلته عنها.

المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح؛ لقاء الباب المفتوح [9].

🛣 Maka seorang manusia hendaklah mempertimbangkan maslahat dan mudharat dalam hal mengingat-ingat dosa-dosanya yang telah lalu atau melupakannya.

📚📚 Silsilah Al Liqaa Al Baabul Maftuh; Liqaa Al Baabul Maftuh: 9. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

🌎 WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
🖥 Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com

📳 Menyajikan artikel dan audio kajian ilmiah

By

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.