Diriwayatkan hadits,
خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة : أول ليلة من رجب ، وليلة النصف من شعبان ، وليلة الجمعة ، وليلة الفطر ، وليلة النحر
“Lima malam yang tidak ditolak doa padanya:
- Awal malam dari Rajab
- Malam Nishfu Sya’ban
- Malam Jumat
- Malam Idul Fitri
- Malam Idul Adha.
(HR. Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqi, jilid 10 halaman 408)
Riwayat ini maudhu’ (palsu), kenapa?
1. Di dalamnya ada perawi Abu Sa’id Bundar bin Umar Ar-Ruwayani, berkata Abdul Aziz An-Nakhsyabi:
لا تسمع منه فإنه كذاب
“Jangan engkau dengarkan dia, karena dia seorang pendusta.”
(Kitab Tarikh Madinah Dimasyq, jilid 10 halaman 408)
2. Dalam perawinya juga ada Ibrahim bin Abi Yahya perawi yang pendusta juga, dan dia termasuk dari guru-gurunya Imam Asy-Syafi’i yang tersamarkan atas beliau keadaan mereka, pantas saja kalau Imam Syafi’i menyebutkannya dalam kitab Al-Umm,
وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَال
“Telah menyampaikan kepada kami bahwasannya dikatakan, Sesungguhnya doa mustajab dalam lima malam…”
Apakah kalau gurunya Imam Syafi’i berarti tsiqah?!
Imam Adz-Dzahabi berkata:
فتجد الشافعي لا يوثقه ، وإنما هو عنده ليس بمتهم بالكذب ، وقد اعترف الشافعي بأنه كان قدرياً ، ونهى ابن عيينة عن الكتابة عنه
“Engkau dapati Imam Syafi’i tidak mentsiqahkannya, hanya saja menurut Syafi’i bukan yang termasuk yang tertuduh dusta, dan Imam Syafi’i mengakui bahwasanya Ibrahim bin Abi Yahya itu adalah seorang Qadariyyah dan Ibnu ‘Uyainah melarang menulis hadits darinya.”
(Siyar A’lam An-Nubala Cetakan Muassasah Ar-Risalah, jilid 8 halaman 451)
Bagaimana keadaan Ibrahim bin Abi Yahya?!
Yahya Al-Qaththan berkata,
أشهد على إبراهيم بن أبي يحيى أنه يكذب
“Aku bersaksi atas Ibrahim bin Abi Yahya bahwa dia berdusta.”
(Siyar A’lam An-Nubala, jilid 8 halaman 452)
Syaikh Al-Albani berkata,
وإبراهيم بن أبي يحيى كذاب أيضاً كما قال يحيى وغيره . وهو من شيوخ الشافعي الذين خفي عليه حالهم .
“Ibrahim bin Abi Yahya adalah pendusta juga sebagaimana yang dikatakan oleh Yahya Al-Qaththan dan selainnya, dia adalah di antara guru-guru imam Asy-Syafi’i yang mereka tersamarkan atas beliau keadaan mereka.”
(Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah Wal Maudhu’ah, nomor hadits 1452)
Demikian juga yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman hadits dari Ibnu Umar dengan sanad yang lemah, karena dalam perawinya ada Ibnu Al-Bailamani yaitu Muhammad bin Abdirrahman bin Al-Bailamani, kata Ibnu Hajar, “Dha’if.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:
محمد بن عبد الرحمن بن البيلماني ، بفتح الموحدة واللام بينهما تحتانية ساكنة، ضعيف، وقد اتهمه ابن عدي وابن حبان من السابعة .
“Muhammad bin Abdurrahman bin Al-Bailamani, dengan difathahkan huruf yang bertitik satu (huruf ba’) dan lamnya diantara keduanya ada huruf ya’ yang sukun, dia adalah perawi yang lemah dan Ibnu ‘Adi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwasanya dia muttaham (seorang yang tertuduh berdusta), dia termasuk generasi ke tujuh (kibar tabi’ut tabi’in).”
(Taqrib At-Tahdzib Cetakan Darul ‘Ashimah, halaman 869)
🌎 WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
🖥 Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com
📳 Menyajikan artikel faedah ilmiah