Oleh :
💻  Al Ustadz Muhammad bin Umar As-Sewed -hafidzahullah-

Diantara konsekuensi keimanan bahwa Nabi Muhammad -shalallahu’alaihi wa sallam- utusan Allah adalah mempercayai mukjizat-mukjizat yang Allah berikan kepada beliau. Mukjizat adalah satu kejadian yang keluar dari kebiasaan yang Allah taqdirkan untuk memuliakan Nabi-Nya dan untuk meyakinkan kaum muslimin tentang kenabian beliau.

Al-Qur’an kejadian mukjizat terbesar
Mukjizat terbesar Rasulullah -shalallahu’alaihi wa sallam- adalah Al-Qur’an, dimana Allah turunkan dengan bahasa mereka yaitu bahasa arab, namun dengan gaya bahasa yang sangat bagus, indah dan tidak pernah mereka mendengarkan yang seperti itu sebelumnya. Al-Qur’an bukan syair-syair dan Rasulullah -shalallahu’alaihi wa sallam- bukan penyair, namun keindahannya lebih daripada syair-syair yang terbaik sekalipun.
Tentang Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab telah disebutkan oleh Allah  -Ta’ala-   dalam ayat-ayat-Nya :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. (Yusuf:2)
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya”.(Asy-Syuura : 7)Dan ayat-ayat yang menerangkan Al-Qur’an dengan bahasa arab banyak, diantaranya; Q.S. Toha:113, Q.S. Az-Zumar:28, Q.S. Fushilat:3, Q.S. Az-Zukhruf:3.
Sedangkan Al-Qur’an bukan syair disebutkan dalam ayat-Nya :
وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ ۚ قَلِيلًا مَا تُؤْمِنُونَ
“Dan Al-Qur’an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya”.(Al-Haaqqah : 41)
Sedangkan Rasulullah -shalallahu ‘alaihi  wa sallam- bukan penyair Allah sebutkan dalam ayat-Nya :
وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ
“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan”.(Yaa siin :69)
Namun keindahan dan kehebatannya melebihi semua syair-syair sehingga Allah  -Subhanahu wa Ta’ala- menantang orang-orang kafir musyrikin untuk mendatangkan 10 surat  saja yang seperti Al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan mampu mendatangkannya. Bahkan Allah turunkan tantangan berikutnya, agar mereka membuat satu surat saja seperti Al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan mampu.
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an”, Katakanlah: “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat  yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu seru selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”.(Huud : 13)
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Dan jika kamu ragu terhadap Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang seperti Al-Qur’an dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”.(Al-Baqarah : 23)
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah: “(Kalau benar yang kamu katakan), maka cobalah datangkan satu surat semisalnya dan serulah siapa saja  yang dapat kamu seru (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”.(Yunus : 38)
Bahkan kalaupun seluruh manusia dan jin bersatupadu, bekerjasama untuk membuat seperti Al-Qur’an niscaya merekapun tidak akan mampu.
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
“Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”.(Al-Israa : 88)
Yang demikian karena gaya bahasa dan keindahan surat-surat dalam Al-Qur’an dipadukan dengan isi yang padat dan makna yang luas. Tidak ada sama sekali dalam Al-Qur’an kalimat-kalimat yang dipaksakan seperti apa yang terjadi pada keumuman syair-syair. Dan hal ini akan diketahui dan dirasakan keindahannya oleh orang-orang yang mengerti bahasa Arab dan seni sastranya serta gaya bahasanya.

Bersambung insya Allah pada artikel berikutnya

Sumber :

📇 Risalah Dakwah Manhaj Salaf Edisi 23 / th.IV – 08 R a j a b  1429 H / 11  J u l i  2008 M

By

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.